I’d bet that most of Moslems of this World are expecting to visit the Holy city “Mecca al Mukaromah” even “Meddina al Munawaroh”, as happened to me & Hilmi as well.
Those cities are chanted in our dreams, our mind, not to mentions our spirit also.
But I’ve never dreamt that I will come there earlier than I’ve ever thought.
Suddenly ALLAH with the unreasonable doubt, gives us that chance.
Day 1 - Departure
At 20 April 2005, Thursday, 15.00 Indonesia local time/WIB
Hilmi, Daffa and me goes there (I did avoid “went”)
We were actually having a late schedule. For having high demand, our travel bureau (Tazkia) has to change its flight schedule from 18 to 20.
Since we’re from a big fams moreover we also bring the GOD Mother (enyak) & Father (abe) along with us, just imagine how many person are there in the airport – Not to mention my mother’s big band.
Don’t ask me how sad I am leaving my little charm (Alfin) …
I burst my tears when hugging him at the last minutes,
At one second I thought that I am so cruel to leave him at his age (9 month)
But then my families amuse and relieve me that they will keep and take care of him.
Note:
We fly with Garuda Indonesia
Time difference between Jeddah-Jakarta is 4 hours ahead.
The journey takes 9 hours to go.
Day 2 - Arrival
We arrived to Jeddah – King Abdul Azis Airport
At 24.00 WIB or 8 pm Saudia Time (ST).
It was so easy when handling our things, but when we drive in the bus (named Palidari and the other George Bonte), it takes a very long migration process (about 2 hours)
to be continued
This blog is dedicated to my lovely jagoan-jagoan, telling them about almost everything, to remind them, that we -as family- have all the moments ... great, worst, common, good, bad, ... all in all in what so called-life...and let' the notes continues ...
Sunday, May 22, 2005
Sunday, May 15, 2005
a journey to the maturity: Khitanan Daffa
1 Muharam 1426
Hijrah menuju kebaikan
Untuk orang Betawi, barangkali umur Daffa yang baru akan 5 tahun di Maret 2004 ini sangat amat kemudaan untuk disunat (biasanya anak Betawi disunat dari mulai akan masuk SD sampai kira-kira kelas 2-3 SD), tapi in contrary untuk Orang Sunda, Daffa udah ketuaan…
Hanya saja, berdasarkan satu dan lain hal,
Qta memutuskan agar Daffa disunat sesegera mungkin, memang Daffa belum minta,
tapi Pa-Ma udah sering bilang sama Daffa bahwa anak lelaki itu harus disunat and sooner or latter he’ll do it anyway.
Ceritanya, Mama ambil cuti for such long vacation (tanggal 9 & 10Feb 2005 adalah 2 libur besar yang menjepit 2 week end days), Pa sendiri memang udah meliburkan kantornya…
Tanggal 9 Feb 05, Rabu
Libur IMLEK
Sekeluarga qta take trip to Cianjur,
Aki kebeneran ada di Merauke, he seems so regret that he could not go with us, ada Ibu, Alfin (this is his longer trip), and or assistants, udah kayak iklan Kijang, hanya kali ini qta pake Stream aja.
Arriving there, qta mancing ikan, beberapa kali Papa dapet, mama sich pertamanya nggak, pas umpan rotinya diganti cacing baru pada mau dech… Siang itu qta makan besar “IKAN BAKAR” made in empang sendiri.
Tanggal 10 Feb 05, Kamis
Libur TAHUN BARU HIJRIAH
Di peringatan Hijrah-nya Nabi qta dari Mekkah ke Medinah sekaligus peringatan Tahun baru Islam, we did it, nggak ada kesengajaan penghitungan waktu, tapi memang ada harapan bahwa yang kita lakukan merupakan awal dari langkah yang baik, amin.
Early morning jam 03.30 subuh Pa, Ma dan Ibu and of course sang pengantin sunat pergi ke Bandung, tiba di klinik sunat, qta kaget sendiri, bayangkan jam 4 subuh begitu udah ada keramean, tukang jualan mix sama yang mau disunat. Jangan Tanya perasaan Pa-Ma waktu itu, Mama malah mengibaratkan ketegangannya melebihi saat akan labour… well pendek kata, Daffa jauh lebih tenang dibanding anak-anak laen yang malah ada yang udah teriak-teriak, bikin Pa-Ma makin senewen.
BTW, klinik ini juga klinik sunat-nya Oom Yudi, ± 20 tahun lalu.
Pertama-tama yang dilakukan Daffa di-register dulu, terus naek ke lantai 3, Daffa dapat no antrian 17 langsung duduk di kursi besi panjang. Qta mesti copot celana dan sandal Daffa, so Daffa hanya berbekal CD khusus sunat.
Then, Every parent should go downstair (2nd Floor), waiting, it only takes 2 rakaat Subuh for Ibu and Ma’, then ada panggilan “Daffa, anak Bapak Hilmi, Jakarta” there standing my little grown up boy with a little (a very tiny) tears in his eye spot…belon mau crita apa yang terjadi… (next time keceplos juga bahwa Daffa disuntik, tapi setiap ditanya he’ll put his hand at our mouth say “hushhh” )…
Begitulah kira-kira, akhirnya qta hurry back to Cianjur, and abang Daffa sleep tight to 10. and we then go back to Jakarta at 11. Syukurannya sich diadain hari Sabtu di Jakarta.
Mengingat Bang Daffa nggak kenal sama yang namanya (guna) uang, beberapa kali dia cuek aja sama perolehannya itu…
Hijrah menuju kebaikan
Untuk orang Betawi, barangkali umur Daffa yang baru akan 5 tahun di Maret 2004 ini sangat amat kemudaan untuk disunat (biasanya anak Betawi disunat dari mulai akan masuk SD sampai kira-kira kelas 2-3 SD), tapi in contrary untuk Orang Sunda, Daffa udah ketuaan…
Hanya saja, berdasarkan satu dan lain hal,
Qta memutuskan agar Daffa disunat sesegera mungkin, memang Daffa belum minta,
tapi Pa-Ma udah sering bilang sama Daffa bahwa anak lelaki itu harus disunat and sooner or latter he’ll do it anyway.
Ceritanya, Mama ambil cuti for such long vacation (tanggal 9 & 10Feb 2005 adalah 2 libur besar yang menjepit 2 week end days), Pa sendiri memang udah meliburkan kantornya…
Tanggal 9 Feb 05, Rabu
Libur IMLEK
Sekeluarga qta take trip to Cianjur,
Aki kebeneran ada di Merauke, he seems so regret that he could not go with us, ada Ibu, Alfin (this is his longer trip), and or assistants, udah kayak iklan Kijang, hanya kali ini qta pake Stream aja.
Arriving there, qta mancing ikan, beberapa kali Papa dapet, mama sich pertamanya nggak, pas umpan rotinya diganti cacing baru pada mau dech… Siang itu qta makan besar “IKAN BAKAR” made in empang sendiri.
Tanggal 10 Feb 05, Kamis
Libur TAHUN BARU HIJRIAH
Di peringatan Hijrah-nya Nabi qta dari Mekkah ke Medinah sekaligus peringatan Tahun baru Islam, we did it, nggak ada kesengajaan penghitungan waktu, tapi memang ada harapan bahwa yang kita lakukan merupakan awal dari langkah yang baik, amin.
Early morning jam 03.30 subuh Pa, Ma dan Ibu and of course sang pengantin sunat pergi ke Bandung, tiba di klinik sunat, qta kaget sendiri, bayangkan jam 4 subuh begitu udah ada keramean, tukang jualan mix sama yang mau disunat. Jangan Tanya perasaan Pa-Ma waktu itu, Mama malah mengibaratkan ketegangannya melebihi saat akan labour… well pendek kata, Daffa jauh lebih tenang dibanding anak-anak laen yang malah ada yang udah teriak-teriak, bikin Pa-Ma makin senewen.
BTW, klinik ini juga klinik sunat-nya Oom Yudi, ± 20 tahun lalu.
Pertama-tama yang dilakukan Daffa di-register dulu, terus naek ke lantai 3, Daffa dapat no antrian 17 langsung duduk di kursi besi panjang. Qta mesti copot celana dan sandal Daffa, so Daffa hanya berbekal CD khusus sunat.
Then, Every parent should go downstair (2nd Floor), waiting, it only takes 2 rakaat Subuh for Ibu and Ma’, then ada panggilan “Daffa, anak Bapak Hilmi, Jakarta” there standing my little grown up boy with a little (a very tiny) tears in his eye spot…belon mau crita apa yang terjadi… (next time keceplos juga bahwa Daffa disuntik, tapi setiap ditanya he’ll put his hand at our mouth say “hushhh” )…
Begitulah kira-kira, akhirnya qta hurry back to Cianjur, and abang Daffa sleep tight to 10. and we then go back to Jakarta at 11. Syukurannya sich diadain hari Sabtu di Jakarta.
Mengingat Bang Daffa nggak kenal sama yang namanya (guna) uang, beberapa kali dia cuek aja sama perolehannya itu…
Subscribe to:
Posts (Atom)